Senin, 30 Januari 2017

Sedapnya ikan patin asap olahan Kampar


Berkunjung ke Provinsi Riau belum lengkap rasanya jika tidak membawa oleh-oleh khas daerah Bumi Lancang Kuning ini. Mampirlah sejenak ke toko oleh-oleh, di sana Anda akan menemukan bermacam-macam oleh-oleh khas Riau.
Salah satunya yang paling populer adalah salai patin. Salai patin merupakan makanan khas daerah Riau dan paling banyak dicari oleh wisatawan. Salai patin merupakan inovasi olahan ikan patin yang dikeringkan agar tahan lama dengan cara diasap. Singkatnya salai patin biasa disebut juga patin asap.
Akhir Januari lalu, KONTAN berkesempatan untuk mengunjungi sentra pengolahan salai patin di Kabupaten Kampar, Riau. Tepatnya di Desa Koto Masjid. Sentra pengolahan salai patin ini letaknya cukup jauh dari Pekanbaru. Butuh waktu tempuh dengan menggunakan kendaraan pribadi hingga tiga jam perjalanan. Anda disarankan membawa atau menyewa kendaraan pribadi karena di sana angkutan umum sangat terbatas.
Rute perjalanan meliputi Pekanbaru – Bengkinang – Kampar. Meski memakan waktu cukup lama, perjalanan menuju Kabupaten Kampar tidak akan membosankan. Anda akan disuguhi pemandangan perkebunan sawit dan tebing-tebing batu yang cukup indah.
Jalanan berliku juga terasa nyaman dilalui karena Anda jarang yang berlubang. Hampir semuanya mulus. Sesampainya di Desa Koto Masjid, pemandangan berganti menjadi rumah-rumah penduduk yang di setiap halamannya memiliki kolam ikan patin.
Sesuai motto di desa tersebut, "tiada rumah tanpa kolam".
Hari itu, KONTAN disambut oleh salah satu staf UPTD Dinas Perikanan Kampar, Herman. Menurut Herman, sentra olahan patin ini sudah ada sejak 2012. "Sentra ini merupakan inisiatif dari masyarakat yang mengajukan proposal ke Dinas Perikanan dan disetujui. Kami melihat kalau di sini produksi patin melimpah, jadi dibuatlah sentra ini," terang Herman.
Sentra salai patin yang dikelola oleh dinas perikanan setepat memiliki 10 kelompok usaha olahan patin. Delapan di antaranya khusus mengolah patin menjadi salai patin, dan dua lainnya menjadi makanan olahan tertentu, seperti bakso, nuget, kerupuk dan lain-lain.
Namun permintaan tertinggi tetap salai patin. "Olahan lain itu merupakan alternatif saja," ujar Herman.
Satu orang pengusaha atau sering disebut toke biasanya menghabiskan rata-rata 1 ton ikan patin segar dalam sekali produksi. Setelah diolah menjadi salai, beratnya menyusut 70% menjadi sekitar 300 kilogram (kg). Setiap 1 kg salai patin berisi 7-8 ekor patin ukuran besar. Sedangkan yang kecil bisa mencapai 30 ekor.
Dalam satu minggu mereka bisa empat kali produksi, sehingga total produksi sebulan ada 16 kali. Jika dihitung-hitung omzet yang didapat bisa mencapai Rp 273,6 juta per bulan.

sumber: http://m.kontan.co.id

Salai Ikan Patin Usaha yang Menjanjikan di Kampar

Kamparkab - Kabupaten Kampar telah dikenal sebagai penghasil ikan air tawar di Riau yang berkontribusi hingga  70 persen dari total produksi ikan air tawar. Salah satu ikan andalan dari Kampar adalah jenis ikan patin. Berbagai produk olahan dari ikan patin juga kini terus berkembang di Kabupaten Kampar, salah satu adalah usaha pengasapan ikan atau sering disebut salai ikan patin. Potensi pasar salai ikan patin ini sangat menjanjikan. Namun Pemerintah Kabupaten Kampar diminta untuk terus mendorong berkembangnya budidaya ikan patin, salah satu membantu petani mendapatkan pakan ikan yang lebih murah.

Salah satu daerah yang cukup berkembang usaha salai ikan patin ini adalah di Desa Koto Masjid dan Desa Pulau Gadang Kecamatan XIII Koto Kampar. Dua desa bertetangga yang dulu adalah satu desa sebelum dimekarkan yakni Desa Pulau Gadang kini juga dikenal sebagai daerah penghasil ikan patin.

Ikan patin dipelihara dari kolam-kolam warga yang ada di kedua desa ini. Hampir seluruh rumah di desa ini memiliki kolam untuk budi daya ikan patin. Sesuai motto di Desa Koto Masjid, "tiada rumah tanpa kolam" membuat usaha ini memang menjadi salah satu sumber peningkatan ekonomi masyarakat.

Jika dulunya masyarakat hanya bisa menjual ikan segar, sejak beberapa tahun terakhir desa ini telah menyiasati peluang pemasaran dengan membuat salai ikan patin atau pengasapan ikan. Ternyata, upaya ini cukup berhasil, beberapa warga di kedua desa ini sukses menjalankan bisnis barunya.

usaha ini terus berkembang, apalagi dengan adanya lokasi sentra pengolahan ikan patin yang didirikan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Kabupaten Kampar beberapa tahun lalu.

Hanya saja, bisnis yang mampu menghidupi banyak keluarga ini sangat tergantung dengan keadaan ekonomi masyarakat. Bila keadaan ekonomi masyarakat bagus maka daya beli masyarakat terhadap ikan salai patin ini juga bagus. Salah seorang  pengusaha salai ikan patin Jabarullah (41) kepada wartawan dan Kamparkab, Selasa (21/4/2015) mengungkapkan, sebetulnya peluang pasar salai ikan patin ini sangat bagus. Namun penjualan salai ikan patin juga sangat ditentukan oleh perekonomian masyarakat. Jika ekonomi bagus maka daya beli masyarakat terhadap salai ikan patin juga bagus.

Mengenai bagaimana sebetulnya peluang usaha pengasapan ikan ini, sebagaimana dituturkan Abar, bisnis ini sebetulnya cukup menggiurkan karena memiliki pasar yang cukup luas. Tidak saja di Kabupaten Kampar namun juga dibeberapa daerah kabupaten dan kota di Riau, di kawasan Pulau Sumatera, hingga Jakarta bahkan sampai ke Malaysia. "Di Malaysia kebetulan banyak warga asal Kampar yang rata-rata suka makan ikan salai, maka peluang pasar disana ada, hanya saja kita perlu meningkatkan kualitasnya agar jangan cepat busuk," katanya.

Kemudian, mengenai pengolahan ikan patin segar menjadi salai ikan patin, tidaklah terlalu rumit. Ikan segar yang dipanen dari kolam warga setiap paginya kemudian dibersihkan oleh beberapa orang ibu-ibu yang sengaja diajak bekerja. Satu tempat atau satu orang pengusaha pengasapan ikan patin rata-rata bisa mempekerjakan minimal tujuh orang karyawan.

Selain tiga orang yang bertugas  khusus membersihkan ikan, pekerja lain yang dibutukan  adalah sebagai tukang tangkap ikan ketika memanen ikan dari kolam-kolam warga. Minimal pekerjaan in membutuhkan sebanyak dua orang pekerja.

Kemudian bagian pekerjaan lain yang juga cukup penting dan sangat berpengaruh kepada kualitas salai ikan patin adalah dibagian pengasapan yang biasanya dilakukan oleh dua orang.

Dengan jumlah pekerja sebanyak itu, satu orang penguasaha atau sering disebut toke biasanya  bisa mengolah ikan patin segar sampai 1 ton per hari. Ikan segar 1 ton ini biasanya akan menghasilkan salai ikan patin mencapai 300 kilogram.

Ikan patin segar saat ini harganya mencapai Rp 13.500,- yang dibeli dari kolam-kolam warga sekitar. Sementara harga jual di pasaran ikan salai berkisar antara Rp 50 ribu hingga Rp 65 ribu.

Hanya saja bisnis ini bukan tidak mendapat ancaman, sebab masyarakat selaku petani saat ini cukup berhati-hati menanamkan modalnya sebab harga pakan untuk usaha ini makin lama semakin meningkat.

Beratnya biaya usaha budidaya ikan patin ini sangat dirasakan oleh petani yang tidak memiliki mesin pembuatan pakan pelet sendiri.
Salah seorang warga Desa Pulau Gadang, Umar (55) kepada wartawan mengakui bahwa untuk sementara dia terpaksa menghentikan usaha budidaya ikan patin di kolam dan membiarkan kolam ikannya kosong  karena ancaman kerugian selalu menghantuinya karena modal yang ditanamkan untuk usaha ini kadangkala tidak sebanding dengan hasil panen.

Selain pakan ikan semakin mahal, ancaman  penyakit ikan juga selalu membuat petani ketar-ketir. Jika datang musim penyakit ikan maka hasil panen pun kadangkala tidak memuaskan. "Ya, kalau bisa pemerintah bisa membantu masyarakat agar bisa mendapatkan pakan yang bersubsidi, pokoknya harga pakan yang kita beli tidak terlalu mahallah. Dan bantu juga warga yang ingin membuat pakan sendiri seperti membantu pembelian mesin untuk petani atau kelompok petani," pungkasnya.

Dia berharap kepada Pemkab juga menyediakan bibit yang lebih murah serta membuka peluang-peluang pemasaran baru sehingga harga jual bisa meningkat sehingga masyarakat bisa mendapatkan untuk dari usahanya ini.(ara)

salai patin kampar
salai patin murah
distributor salai patin

sumber: http://kamparkab.go.id

PEMBUATAN IKAN SALAI DENGAN CARA TRADISIONAL

Adapun Langkah Kerja Pembuatan Ikan Salai Patin adalah sebagai berikut :
A. Prinsip Pengasapan
Proses pengasapan ikan merupakan gabungan aktifitas penggaraman, penggeringan dan pengasapan. Adapun tujuan utama proses penggaraman dan penggeringan adalah membunuh bakteri dan membantu mempermudah melekatnya partikel-partikel asap waktu proses pengasapan berlangsung.
Dalam proses pengasapan,unsur yang paling berperan adalah asap yang dihasilkan dari pembakaran kayu. Pada pengasapan menghasilkan efek pengawetan yang berasal dari beberapa senyawa kimia yang terkandung di dalamnya, khususnya senyawa-senyawa :
-Aldehide ( formaldehide dan acetaldehyde), dan
-Asam-asam organic (asam semut dan asam cuka)
B. Bahan Baku
a. Ikan
Ikan yang akan diolah harus dalam keadaan segar dan tidak mengalami cacat fisik. Berbagai jenis ikan diolah menjadi produk asap misalnya tongkol, cucut, tenggiri, belanak, bandeng, cumi-cumi, dll
b. Bahan Bakar / Kayu
Untuk menghasilkan ikan salai patin yang bermutu tinggi sebaiknya digunakan jenis kayu yang mampu menghasilkan asap dengan kandungan unsure phenol dan asam organik tinggi, karena kedua unsur lebih banyak melekat pada tubuh ikan dan dapat menghasilkan rasa, aroma maupun warna dagingikan asap yang khas. Sebaiknya digunakan jenis kayu yang keras atau tempurung kelapa sebagai bahan bakar.
C. Metode Pengasapan
Pengasapan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pengasapan dingin dan pengasapan panas
a. Pengasapan dingin (cold smoking) adalah proses pengasapan dengan cara meletakkan ikan yang akan diasap agak jauh dari sumber asap (tempat pembakaran kayu), dengan suhu sekitar 40 – 500C dengan lama proses pengasapan beberapa hari sampai dua minggu
b. Pengasapan panas ( hot smoking )
Pengasapan panas (hot smoking) adalah proses pengasapan ikan dimana akan diasapi diletakkan cukup dekat dengan sumber asap.Suhu sekitar 70 – 1000C, lamanya pengasapan 2 – 4 jam
D. Cara Membuat Ikan Asap
1. Bang insang dan isi perut melalui tutup insang / rongga mulut dengan menggunakan pinset atau kawat lengkung
2. Cuci bersih dan tiriskan
3. Buat larutan garam 20 – 25% ( untuk 8 kg ikan siapkan 5 liter air dan tambahkan 1 – 1 ¼ kg gram )
4. Rendam ikan dalam larutan garam tersebut selama 30 – 60 menit dan beri pemberat di atasnya agar ikan tidak terapung
5. Cuci ikan , kemudian tiriskan sambil diangin-anginkan sampai permukaan ikan kelihatan kering. Penirisan ikan dengan cara mengantung ikan pada kawat (mengait bagian anus dengan posisi mulut di bawah)
6. Nyalakan kayu bakar dalam rumah asap, sampai didapat asap dengan temperature ruang 60 – 700C
7. Atur ikan di atas rak pengasapan kemudian lakukan proses pengasapan sampai ikan matang dan berwarna kuning kecoklatan mengkilap
8. Keluarkan rak ikan dari rumah asap dan biarkan hingga dingin.
TEKNOLOGI PENGAWETAN IKAN DENGAN CARA PENGASAPAN


 ikan salai patin khas kabupaten kampar riau
salai patin berkualitas tinggi
salai patin murah


sumber: http://ikansalaiterbaikdaridaerahriau.blogspot.co.id